bimbingan dan konseling
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan
merupakan hal yang penting dalam perkembangan baik perkembangan interpersonal, maupun
perkembangan intrapersonal manusia. Pendidikan
selain berfungsi sebagai sarana pengembangan wawasan, sarana untuk menambah
pengetahuan, pendidkan juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun dan
membentuk karakter manusia.
Dalam
proses pembangunan karakter manusia tentunya tidak bisa tumbuh dan berkembang
dengan sendirinya tanpa adanya pihak lain yang perperan dalam proses
perkembangan itu. Pihak lain yang penulis maksud dalam hal ini adalah orang tua,
guru, guru spiritual, teman bergaul, dan
hal lain yang berhubungan diri orang tersebut.
Oleh
karen itu untuk membangun karakter manusia sebagaimana yang kita inginkan atau
seperti yang dimaksud dalam undang undang nomor 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mencapai itu semua diperlukan upaya bimbingan
kepada manusia secara umum, dalam dunia pendidikan bimbingan itu kepada peserta didik.
Bimbingan
yang diberikan cukup penting berlaku secara umum seperti bimbingan yang pada
peserta didik pada umumnya. Namun perlu diketahui bahwa pada dasarnya setiap
manusia atau peserta didik membpunyai kelebihan dan bakat masing masing. Kelebihan
dan bakat ini menurut J.J. Rosseau merupakan kemampuan yang berbeda setiap
individu yang dibawa sejak lahir. Sehingga perkembangannya sesuai dengan bakat
dan kemampuannya itu.
Selain
itu, peserta didik dalam menempuh pendidikan terkadang terjadi perubahan yang
derastis dalam perkembanganya baik perubahan itu sifatnya positif maupun
perubahan yang sifatnya negatif. Seperti contoh misalnya seoran ganak yang
rajin, sopan, pintar, dan aktif di kelas belajar tiba tiba dalam keadaan itu
berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini, setelah di evaluasi ternyata
diketahui anak tersebut mempunyai permasalahan dalam lingkungan keluarganya. maka
anak ini perlu mendapat bimbingan khusus untuk mengatassi permasalan
pendidikannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berbicara
masalah bimbingan dan konseling cakupan materinya sangatlah luas maka dari itu
penulis membuat rumusan pembahsan agar pembahasan terstruktur dan rapi serta
dapat dikaji dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah
sebagai berikut.
1.
Apakah yang
dimaksud dengan bimbingan dan Konseling.?
2.
Bagaimana
bimbingan dan Konseling dalam Islam.?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BIMBINGAN
DAN KONSELING
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Dr.
Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan (5 – 10 : 2011) bimbingan merupakan
upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai
perkembangannya yang optimal. Menurut Dr. Syamsu menyatakan bahwa bimbingan dan
konseling merupakan terjemahan dari ‘guidance”
dan “counseling” dalam bahasa
Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance”berakar
dari kata “guide” berarti :
mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.
Sementara Rochman
Natawijaya (1987 : 37) di kutip dalam buku landasan bimbingan dan konseling
mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat
menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti pada
kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu dalam mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.[1]
Edwin
C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang
yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih
memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor)
yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan
prilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya dan
lingkungannya.[2]
Dari
beberapa pandangan para ilmuan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa bimbingan
dan konseling adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang konselor dalam hal
ini guru, guru spiritual, pembimbing, orang tua dengan memahami keadaan
sesorang atau peserta didik dan memberinya bantuan, saran, memberikan solusi
terhadap suatu masalah yang dihadapi serta mengarahkannya kepada hal hal yang
menunjang pengembangan dirinya.
Dalam dunia
pendidikan Bimbingan dan konseling mempunyai posisi tersendiri yang mana
seorang konselor saat ini sudah mempunyai asosiasi tersendiri yaitu asosiasi bimbingan konseeling Indonesia (
ABKIN ) yang pada awalnya seorang konselor di sekolah disebut bimbingan
penyuluhan atau guru BP kemudian berkembang menjadi guru Bimbingan dan
Konseling atau guru BP. Dalam undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 butir ke 6 disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan” dan pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Guru bimbingan
dan konseling/konselor adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah peserta didik. Dari paparan diatas diketahui
bahwa bimbingan konseling mempunyai posisi tersendiri dalam dunia pendidikan.
2. Tujuan dan
fungsi Bimbingan dan Konseling
Siswa pada dasarnya mempunyai beberapa
permasalah yang penting sehingga sedikit banyak hal ini akan berpengaruh dalam
perkembangannya. permasalahan ini ada yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri maupun faktor luar yang menyebabkan permasalahan itu muncul. Permasalahan
permasalah itu seperti, malas belajar, susah memahami pelajaran tertentu, over
protektif terhadap pelajaran tertentu sehingga pelajaran yang terabaikan,
malas, tidak mampu memahami diri dan kemampuannya, bergaul secara bebas dengan
teman temannya, terlalu terpengaruh dunia luar, suka menganggu, faktor ekonomi
keluarga, phobia, minder, permasalahan intren keluarga, dan masih banyak
permasahan yang bisa membuat peserta didik itu stagnan dalam perkembangannya.
Seorang konselor, atau guru BK harus
mampu memahami permasalahan permasalahan tersebut, setelah itu konselor
mengambil langkah untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Dalam memberikan
seorang konselor juga harus mampu memahami beberpa masalah yang akan timbul
dalam diri seorang peserta didik dan memberikan langkah pencegahan sebelum
permasalahan itu terjadi pada diri peserta didik.
Secara umum bahwa tujuan bimbingan dan
konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.[3]
Adapun
beberapa fungsi bimbingan konseling adalah sebagai berikut.
1.Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman
ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
- Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
- Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamworkberkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room, dan karyawisata.
- Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
- Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
- Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
- Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
- Fungsi Perbaikan,yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
- Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
- Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
B. BIMBINGAN
DAN KONSELING DALAM ISLAM
Bimbingan dan
konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi
akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi
problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan
oleh guru BK dalam lingkungan sekolah atau madrasah.
Secara garis besar tujuan
bimbingan konseling islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan
dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.
Sedangkan
tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk
menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan
mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan
mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.
- Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
- Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
- Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya.
- Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
- Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.
Adapun Fungsi bimbingan dan konseling
dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:
1. Remedial
atau Rehabilitatif
Peranan
remedial berfokus pada masalah: Penyesuaian diri, Menyembuhkan masalah
psikologis yang dihadapi dan Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi
gangguan emosional.
2. Fungsi
Edukatif atau Pengembangan
Fungsi ini
berfokus kepada masalah Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam
kehidupan, Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, Membantu
meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, dan Untuk keperluan
jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai,
menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan
komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan
semacamnya.
3. Fungsi
Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini
membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum
mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan
penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif
meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba
mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.[4]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling sebenarnya
adalah pembinaan dari seorang konselor kepada seseorang atau peserta didik
dengan memahami lebih mendalam terhadap peserta didik itu sehingga pembinaan
yang dilakukan bisa efektif dengan mengatasi masalah masalah yang ada pada diri
peserta didik itu dan mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik
itu.
Dalam islam pembinaan itu
orientasinya pada pembinaan kecerdasan religius dengan berdasar kepada AlQur’an
dan Hadis sehingga peserta didik mampu memahami dirinya sendiri, mampu
mengetahui bahwa dirinya adalah hamba dari Allah SWT sehingga tebentuk
ketakwaan di dalam dirinya dalam hubungannya kepada tuhannya, mampu menjadi
insan yang sosialis dan hidup dengan seimbang membawa kedamaian dan ketentraman sosial dalam
hubungannya dengan sesama manusia.
Pada dasarnya yang membedakan
bimbingan konseling secara umum dan bimbingan konseling dalam islam hanyalah
pada orientasi bimbingan konseling dalam Islam secara berientasinya pada
peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.
B. SARAN
SARAN
Tulisan ini sangatlah jauh dari sempurna
sehingga dalam konteks isi terdapat berbagai kekurangan kekurangan, olehnya itu
kritik dan saran dari pembaca yang budiman
sangat penulis harapkan untuk perbaikan tulisan kami.
[1] Wawan, wawan, bimbingan dan
konseling, http://wawan4mi.blogspot.com/2012/06/bimbingan-dan-konseling-pendidikan.html,
05 november 2018
[2] Laskar carles mangunsong, laskar
carles al marbawi, bimbingan dan konseling dalam dunia pendidkan, https://laskarcharles.wordpress.com/2011/07/21/bimbingan-dan-konseling-dalam-pendidikan/,
05 november 2018
[3] Vivinaryu, bimbingan dan
konseling, makalah tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling, https://vivinaryu.wordpress.com/2017/06/11/makalah-tujuan-dan-fungsi-dari-bimbingan-dan-konseling/,
05 november 2018
[4] Laili masruroh, jejak
perkuliahan, bimbingan konseling dalam islam, http://laili-masruroh.blogspot.com/2013/06/bimbingan-dan-konseling-dalam-islam.html,
06 November 2018
Labels: bimbingan dan konseling, bimbingan konseling dalam islam pendidikan islam, tujuan dan fungsi bimbingan konseling dalam islam