Monday, 5 November 2018

bimbingan dan konseling





BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
            Pendidikan merupakan hal yang penting dalam perkembangan baik perkembangan interpersonal, maupun perkembangan intrapersonal  manusia. Pendidikan selain berfungsi sebagai sarana pengembangan wawasan, sarana untuk menambah pengetahuan, pendidkan juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun dan membentuk karakter manusia.
            Dalam proses pembangunan karakter manusia tentunya tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa adanya pihak lain yang perperan dalam proses perkembangan itu. Pihak lain yang penulis maksud dalam hal ini adalah orang tua, guru,  guru spiritual, teman bergaul, dan hal lain yang berhubungan diri orang tersebut.
            Oleh karen itu untuk membangun karakter manusia sebagaimana yang kita inginkan atau seperti yang dimaksud dalam undang undang nomor 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,  dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai itu semua diperlukan upaya bimbingan kepada manusia secara umum, dalam dunia pendidikan  bimbingan itu kepada peserta didik.
            Bimbingan yang diberikan cukup penting berlaku secara umum seperti bimbingan yang pada peserta didik pada umumnya. Namun perlu diketahui bahwa pada dasarnya setiap manusia atau peserta didik membpunyai kelebihan dan bakat masing masing. Kelebihan dan bakat ini menurut J.J. Rosseau merupakan kemampuan yang berbeda setiap individu yang dibawa sejak lahir. Sehingga perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuannya itu.
            Selain itu, peserta didik dalam menempuh pendidikan terkadang terjadi perubahan yang derastis dalam perkembanganya baik perubahan itu sifatnya positif maupun perubahan yang sifatnya negatif. Seperti contoh misalnya seoran ganak yang rajin, sopan, pintar, dan aktif di kelas belajar tiba tiba dalam keadaan itu berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini, setelah di evaluasi ternyata diketahui anak tersebut mempunyai permasalahan dalam lingkungan keluarganya. maka anak ini perlu mendapat bimbingan khusus untuk mengatassi permasalan pendidikannya.
B. RUMUSAN MASALAH
            Berbicara masalah bimbingan dan konseling cakupan materinya sangatlah luas maka dari itu penulis membuat rumusan pembahsan agar pembahasan terstruktur dan rapi serta dapat dikaji dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1.      Apakah yang dimaksud dengan bimbingan dan Konseling.?
2.      Bagaimana bimbingan dan Konseling dalam Islam.?




BAB II
PEMBAHASAN
A. BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
      Menurut Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan (5 – 10 : 2011) bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang optimal. Menurut Dr. Syamsu menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari ‘guidance” dan “counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance”berakar dari kata “guide” berarti : mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.
Sementara Rochman Natawijaya (1987 : 37) di kutip dalam buku landasan bimbingan dan konseling mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu dalam mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.[1]
Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya.[2]
      Dari beberapa pandangan para ilmuan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang konselor dalam hal ini guru, guru spiritual, pembimbing, orang tua dengan memahami keadaan sesorang atau peserta didik dan memberinya bantuan, saran, memberikan solusi terhadap suatu masalah yang dihadapi serta mengarahkannya kepada hal hal yang menunjang pengembangan dirinya.
Dalam dunia pendidikan Bimbingan dan konseling mempunyai posisi tersendiri yang mana seorang konselor saat ini sudah mempunyai asosiasi tersendiri yaitu asosiasi bimbingan konseeling Indonesia ( ABKIN ) yang pada awalnya seorang konselor di sekolah disebut bimbingan penyuluhan atau guru BP kemudian berkembang menjadi guru Bimbingan dan Konseling atau guru BP. Dalam undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir ke 6 disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan” dan pada Pasal 22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Dari paparan diatas diketahui bahwa bimbingan konseling mempunyai posisi tersendiri dalam dunia pendidikan.



2. Tujuan dan fungsi Bimbingan dan Konseling
Siswa pada dasarnya mempunyai beberapa permasalah yang penting sehingga sedikit banyak hal ini akan berpengaruh dalam perkembangannya. permasalahan ini ada yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor luar yang menyebabkan permasalahan itu muncul. Permasalahan permasalah itu seperti, malas belajar, susah memahami pelajaran tertentu, over protektif terhadap pelajaran tertentu sehingga pelajaran yang terabaikan, malas, tidak mampu memahami diri dan kemampuannya, bergaul secara bebas dengan teman temannya, terlalu terpengaruh dunia luar, suka menganggu, faktor ekonomi keluarga, phobia, minder, permasalahan intren keluarga, dan masih banyak permasahan yang bisa membuat peserta didik itu stagnan dalam perkembangannya.
Seorang konselor, atau guru BK harus mampu memahami permasalahan permasalahan tersebut, setelah itu konselor mengambil langkah untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Dalam memberikan seorang konselor juga harus mampu memahami beberpa masalah yang akan timbul dalam diri seorang peserta didik dan memberikan langkah pencegahan sebelum permasalahan itu terjadi pada diri peserta didik.
Secara umum bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.[3]
Adapun beberapa fungsi bimbingan konseling adalah sebagai berikut.
1.Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
  1. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
  2. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamworkberkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room, dan karyawisata.
  3. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
  4. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
  5. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
  6. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  7. Fungsi Perbaikan,yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
  8. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
  9. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.



B. BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM ISLAM
            Bimbingan dan konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan oleh guru BK dalam lingkungan sekolah atau madrasah.
      Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:
1.       Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.
  1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
  2. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
  3. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya.
  4. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
  5. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.
Adapun Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu:
1. Remedial  atau  Rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada masalah: Penyesuaian diri, Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi dan Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2. Fungsi Edukatif  atau  Pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan, Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, Membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, dan Untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
3.  Fungsi Preventif dan Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.[4]


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Bimbingan dan konseling sebenarnya adalah pembinaan dari seorang konselor kepada seseorang atau peserta didik dengan memahami lebih mendalam terhadap peserta didik itu sehingga pembinaan yang dilakukan bisa efektif dengan mengatasi masalah masalah yang ada pada diri peserta didik itu dan mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik itu.
            Dalam islam pembinaan itu orientasinya pada pembinaan kecerdasan religius dengan berdasar kepada AlQur’an dan Hadis sehingga peserta didik mampu memahami dirinya sendiri, mampu mengetahui bahwa dirinya adalah hamba dari Allah SWT sehingga tebentuk ketakwaan di dalam dirinya dalam hubungannya kepada tuhannya, mampu menjadi insan yang sosialis dan hidup dengan seimbang membawa  kedamaian dan ketentraman sosial dalam hubungannya dengan sesama manusia.
            Pada dasarnya yang membedakan bimbingan konseling secara umum dan bimbingan konseling dalam islam hanyalah pada orientasi bimbingan konseling dalam Islam secara berientasinya pada peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.
B. SARAN SARAN
Tulisan ini sangatlah jauh dari sempurna sehingga dalam konteks isi terdapat berbagai kekurangan kekurangan, olehnya itu kritik dan saran dari pembaca  yang budiman sangat penulis harapkan untuk perbaikan tulisan kami.


[1] Wawan, wawan, bimbingan dan konseling, http://wawan4mi.blogspot.com/2012/06/bimbingan-dan-konseling-pendidikan.html, 05 november 2018
[2] Laskar carles mangunsong, laskar carles al marbawi, bimbingan dan konseling dalam dunia pendidkan, https://laskarcharles.wordpress.com/2011/07/21/bimbingan-dan-konseling-dalam-pendidikan/, 05 november 2018
[3] Vivinaryu, bimbingan dan konseling, makalah tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling, https://vivinaryu.wordpress.com/2017/06/11/makalah-tujuan-dan-fungsi-dari-bimbingan-dan-konseling/, 05 november 2018
[4] Laili masruroh, jejak perkuliahan, bimbingan konseling dalam islam, http://laili-masruroh.blogspot.com/2013/06/bimbingan-dan-konseling-dalam-islam.html, 06 November 2018

Labels: , ,